Membacakan Nyaring, Langkah Awal Pengembangan Literasi Anak

11/30/2017



Semua orang, jejang umur berapapun, pasti senang didongengkan, dibacakan cerita.

Rabu, 29 November lalu saya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti Workshop Membacakan Nyaring yang diadakan oleh Pustakalana. Sebenarnya bisa mendengarkan pemaparan hanya bonus karena tugas utama saya ke sana adalah untuk dokumentasi Pustakalana, tapi menjadi salah satu anugerah saya bisa sembari mendengarkan isi workshopnya.

Workshop ini diselenggarakan oleh Pustakalana, salah satu perpustakaan anak di Kota Bandung, yang dilaksanakan di Auditorium Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kota Bandung. Ruangannya sangat nyaman dan fullcolor. Bisa menjadi salah satu referensi kalau mau buat acara yang butuh panggung. Model ruangannya seperti mini bioskop, jadi kursi-kursinya dari atas ke bawah kapasitasnya juga tidak terlalu besar.



Pemateri workshop saat itu adalah Ibu Roosie Setiawan. Seseorang yang sudah malang melintang di dunia Gerakan Bercerita, merupakan pendiri komunitas Reading Bugs, yaitu Sebuah komunitas yang mengkampanyekan agar orang tua punya kesadaran untuk membacakan cerita pada  anak-anak. Cukup dengan 10 menit saja, katanya. Selain itu, Bu Roosie juga menerjemahkan sebuah buku yang telah terbit sejak tahun 1982 berjudul The Read Aloud Handbook-nya Jim Trelease (Noura books, Juli 2017). Dan menuliskan buku beliau sendiri dengan judul Membacakan Nyaring (September 2017).

Jika seorang anak tidak pernah mendengar kata, anak tidak akan pernah mengucapkan kata, dan jika tidak pernah mendengar kata, anak tidak bisa pula mengatakan, akan sulit membaca dan menulis kata. Jim Trelease – Read Aloud Guru 
Bu Roosie menyampaikan perlunya orangtua membacakan buku untuk anak sejak dini. Beberapa manfaat dari membacakan nyaring, yaitu:
  • Membantu perkembangan otak lebih optimal
  • Memperkenalkan dan melatih kemampuan mendengar
  • Menambah kosakata yang didengar
Bayi belajar kosakata melalui percakapan sehari-hari, hal ini dilakukan untuk memperkenalkan dan mengajarkan bahasa lisan pada anak. Sedangkan melalui membacakan nyaring, hal ini dilakukan untuk memperkenalkan dan mengajarkan bahasa tulisan kepada anak.
  • Melatih rentang perhatian dan mengingat
  • Mengajarkan kata-kata yang jarang dipergunakan sehari-hari (Bahasa tulisan)
  • Mengajarkan arti kata-kata
  • Memperkenalkan konsep media cetak/tulisan
  • Memperkenalkan gambar atau ilustrasi
  • Mampu membuat tenang
  • Merangsang imaginasi dan indra lain
  • Memperkenalkan anak dengan buku dan tentang konsep belajar. 
Selain itu ada bonus manfaat yang didapatkan dari kegiatan membacakan nyaring, yaitu bonding 
Membacakan dengan nyaring adalah langkah untuk membangun hubungan komunikasi yang ideal antara anak dan orangtuanya 

Peserta yang mendapat tantangan untuk membacakan nyaring dihadapan para peserta lainnya
Membacakan nyaring ternyata tidak perlu menunggu sampai usia bayi untuk dilakukan, tetapi sejak berada di dalam kandungan-pun si ibu sudah dapat memulainya. Hal ini akan sangat membantu anak untuk dapat menyerap beragam kosakata, mencintai kegiatan membaca sejak dini, mengembangkan kemampuan literasi anak, dan juga dapat menjadi sarana untuk merekatkan lagi bonding antara anak dan orangtuanya.

Dalam membaca nyaring, tidak hanya kegiatan membacakan saja tetapi juga menunjuk kata, picture walk atau membacakan gambar, dan prabaca juga penting. Hal ini untuk memudahkan para orangtua untuk mengetahui tanda baca dan intonasi yang digunakan saat membacakan nyaring.

Beberapa orangtua menginginkan anak-anaknya cepat dalam membaca, padahal yang terpenting yang harus dikembangkan adalah bagaimana anak-anak belajar membaca. Saat belajar membaca, anak perlu mendapatkan pengalaman membaca yang menyenangkan agar anak terbangun kemauannya untuk membaca. Jika kemauan yang dibangun, maka anak akan mencari jalannya sendiri untuk bisa membaca dan akhirnya gemar membaca.


Foto bersama usai workshop

You Might Also Like

0 comments