Things to be Grateful for - Allah Maha Baik

12/30/2017




Melanjutkan kuliah ke jenjang yang lebih tinggi memang selalu menjadi cita-cita saya sejak masih dibangku SMA. Saya senang belajar dan bercita-cita ingin menjadi tenaga pengajar, so, melanjutkan kuliah master bahkan doktor adalah hal yang harus saya lakukan. Setelah lulus sarjana, saya mulai menyiapkan diri untuk melanjutkan kuliah ke tingkat yang lebih tinggi. Agak terlambat memang, tapi tak ada salahnya mencoba. Ya, kenapa saya bilang terlambat, karena seharusnya saya mulai meyicil hal-hal yang dibutuhkan dari semenjak masih kuliah di tingkat sarjana biar pas lulus S1 saya bisa langsung melanjutkan ke tingkat master tanpa banyak membuang waktu. Intinya adalah hemat di waktu. Tapi, tak apa kok kalau mau fokus menyiapkan segala halnya setelah lulus sarjana. Selalu ada kebaikan disetiap keputusan matang, bukan?

Saat memilih universitas tujuan juga menjadi hal yang tidak mudah. Keinginan saya melanjutkan kuliah di luar negeri juga menjadikan saya berusaha lebih giat dari biasanya. Mulai dari persiapan bahasa dengan berbagai les ini-itu, nguber pameran-pameran kampus luar negeri, sampai mencari info-info dari mereka yang telah duluan sekolah di luar negeri.

Kenapa ingin sekolah ke luar negeri?

Ada banyak manfaatnya kalau mau dirinci, tapi sekarang saya tidak ingin membahas itu karena saya sendiri pun belum pernah merasakan kuliah di luar negeri. Nanti saja ya, kalau saya sudah pernah merasakannya, hehehe.

Kalau menelisik lagi alasan saya saat itu ingin sekolah abroad adalah memang murni hanya ikut-ikutan dengan teman yang telah lebih dulu sekolah di luar negeri. Melihat foto-foto dan mendengar ceritanya selama kuliah di sana membuat saya juga ingin merasakan hal yang sama. Agak tidak benar memang alasannya. Karena itu, setelah berkali-kali mencoba untuk sekolah ke luar negeri, selalu ada saja kendalanya. Dan sejak saat itu saya mulai berdamai dengan diri saya sendiri dan memilih plan B untuk tetap fokus pada cita-cita awal, yaitu melanjutkan S2.

Agak tidak mudah memang awalnya. Segala rasa kecewa dan sedih selalu menghantui. Merasa bahwa telah berusaha sekuat mungkin dan berdoa terus menerus tapi tetap saja hasilnya tidak sesuai ekspektasi. Semakin sedih pula ketika melihat orangtua yang sudah membantu dari segala sisi, dan setelah mengetahui hasilnya, tidak ada yang bisa mereka lakukan selain menerima ketentuanNya. Waktu itu saya merasa menjadi anak yang sangat buruk, menyusahkan hati mereka, menunjukkan wajah yang bertekuk, dsb. Tapi, Alhamdulillah, hal itu tidak berlangsung lama. Allah Maha Baik. Setelah terbangun dari tidur karena kekecewaan, yups, saya suka melarikan diri dengan cara tidur…hehehe, Allah telah membolak-balikkan hati saya. Pikiran dan hati tiba-tiba menjadi lebih tenang dan mampu berpikir lebih jernih.

Mencoba berdamai dengan diri sendiri dan merangkai optimisme-optimisme dalam pikiran bahwa ini adalah rencana Tuhan, bahwa apa yang telah digariskan olehNya setelah kita berusaha dan berikhtiar adalah jawaban terbaik dari segala doa yang telah dipanjatkan. Allah memang Maha Baik. Saya juga perlahan-lahan tidak lagi menyalahkan siapapun dan mulai menyusun kembali rencana-rencana selanjutnya. Rencana hidup tidak boleh berhenti hanya karena jalan yang ditempuh berubah, bukankah tujuannya tetap sama? Walau cerita perjalanannya mungkin berbeda.

Dan voila, rencana Tuhan memang selalu yang terindah, melebihi apa yang telah kita rencanakan. Selama kuliah S2 di Indonesia, saya mulai menyadari sedikit demi sedikit maksud Tuhan ‘memaksa’ saya untuk sekolah di sini. Ada banyak keberkahan-keberkahan yang betapa hati saya ingin menangis jika mengingat betapa baiknya Allah pada saya. Betapa zalimnya saya jika masih tidak bersyukur dengan hal-hal indah ini.

Ada banyak hal yang ingin saya ceritakan dalam Things to be Grateful for, hal-hal yang membuat saya seharusnya banyak bersyukur dengan segala kasih dan sayang-Nya. Juga dalam jurnal ini saya ingin mulai belajar tebuka sedikit demi sedikit. Walau dominan extrovert, saya buka tipe yang mudah bercerita tentang emosi perasaan pada orang terdekat sekalipun. Dan dengan membuat jurnal ini saya ingin berbagi hal-hal yang seharusnya saya syukuri.

Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur)Ad-Duhaa: 11

You Might Also Like

0 comments