Jadi Relawan Dokumentasi di kelas Inspirasi – Ini yang Perlu Disiapkan Bagian #1
3/30/2019
"Mendidik adalah kewajiban bagi orang-orang terdidik" -Anies Baswedan
"Karakter bukan diajarkan lewat teori dan wejangan, karakter diajarkan pakai teladan dengan contoh nyata." -Anies Baswedan
"Jadikan anak-anak sebagai generasi pembelajar. Dengan perasaan senang datang ke sekolah dan pulang sekolah." -Anies Baswedan
Mengenal Kelas Inspirasi sebenarnya sudah cukup
lama, sekitar tahun 2013, dan itu termasuk masa-masa awal pergerakan Kelas
Inspirasi di Indonesia. Belum banyak kota yang turut berpartisipasi, mungkin
jumlahnya belum sampai 10 kota, saya sendiri pun belum ikutan pada waktu itu.
Mulai ambil bagian pada tahun 2014, itupun karena belum masuk kategori profesional
juga belum tahu betul mendokumentasikan kegiatan makanya saya memilih hal yang
saya mampu, yaitu jadi relawan “repot-repot” a.k.a relawan panitia. Pikirannya
dulu, saya harus ikut ambil bagian, jadi apapun itu gak masalah yang penting
bisa berkontribusi walau perannya kecil. Jadi relawan panitia saya lakukan
kurang lebih hingga tahun 2016 karena setelah itu saya harus pindah ke pulau
seberang.
Tinggal di pulau dengan akses yang lebih luas
dan jauh dari teman-teman serta keluarga membuat saya lebih berani mengambil tantangan-tantangan
yang dulu saya selalu merasa malu dan takut melakukannya. Termasuk menjadi
relawan dokumentasi di Kelas Inspirasi. Awalnya saya selalu takut dan tidak
pede untuk mendaftar jadi relawan selain panitia, tapi berhubung saya tidak
mengenal siapapun dan mereka pun tidak mengenal saya, saya memberanikan diri
untuk mendaftar kelas inspirasi. Tidak tanggung-tanggung, percobaan pertama
saya adalah di Kelas Inspirasi Bandung dan alhamdulillah saya terpilih dari
ratusan orang yang mendaftar. Saya yang belum punya pengalaman dalam hal
potret-potret, apalagi ini harus fotoin anak-anak yang banyak gerak, membuat
saya selalu khawatir, bagaimana kalau hasilnya blur semua, bagaimana kalau objek-objek
yang saya foto tidak menarik, apalagi ini adalah salah satu KI dengan
dokumentasi yang keren dan sudah terkenal. Banyak sekali prasangka-prasangka
buruk yang muncul di kepala saya karena takut.
Tapi itu cerita di awal menjadi relawan
dokumentasi di Kelas Inspirasi. Dan pastinya kalian juga pernah mengalaminya
jika jadi relawan dokumentasi di KI untuk pertama kali (tapi ini gak berlaku
bagi fotografer atau videografer profesional ya apalagi kalau sudah terbiasa
ikutan KI, hanya untuk yang amatir macam ane aja, hahahaha…).
Dari beberapa kali jadi relawan dokumentasi di
KI membuat saya banyak belajar tentang hal-hal yang sebaiknya dan jangan (do
and don’t) dilakukan saat jadi relawan dokumentasi. Hal-hal ini juga saya
pelajari dari mereka-mereka yang sudah berpengalaman. Biasanya dalam satu
sekolah itu relawan dokumantasi bisa lebih dari satu, kadang dua atau tiga, dan
itu adalah kesempatan besar belajar dari mereka tentang cara mendokumentasi
yang baik dan benar, walau kadang saya juga lupa hal-hal yang sudah dipelajari
saat sudah turun ke lapangan.
Nah, saya ingin membagikan beberapa tips jadi
relawan dokumentasi di Kelas Inspirasi, terutama buat kalian yang baru pertama
kali ikutan, yang profesional kalau mau baca juga silahkeun walau mungkin ini
hanya tips receh yang kalian sudah khatam entah kapan taon :D
Pertama. Sebelum hari H atau terkadang di hari
briefing, relawan panitia akan memberikan semacam modul berisi panduan, apa-apa
saja yang harus ada dalam hasil dokumentasi, seperti foto anak-anaknya, keadaan
sekolah tanpa memperlihatkan kekurangannya, self-portrait semua relawan
(termasuk dokumentator-ini sering kelupaan), aktivitas kelas, dsb. Dalam modul
juga dijelaskan tentang resolusi dan ukuran foto serta jumlah yang harus
diserahkan, dan berbagai ketentuan lainnya.
Dan saat hari inspirasi berakhir, relawan
pengajar dan beberapa relawan panitia sudah bisa bernapas lega, tinggallah
relawan dokumentasi yang harus kerja rodi T.T memilah foto-foto terbaik dari
sekian ribu foto, membuat video, mengedit, membuat foto esai dan e-book.
Kedua. Sempatkanlah hadir untuk survey sekolah
sebelum hari inspirasi, kalaupun tidak sempat sebaiknya datang lebih awal untuk
melihat keadaan sekolah, melihat kelas-kelas yang menjadi jobdesk kita (kalau
fotografer/videografernya lebih dari satu), berbincang dengan siswa dan para
guru ataupun relawan. Dengan datang lebih awal kita bisa mendokumentasikan
anak-anak saat datang ke sekolah, melihat mereka diantar oleh orangtuanya,
bersalaman dengan guru dan orangtua, juga kesempatan melihat rambut-rambut
klimis dan bedak yang tebal di wajah mereka (Iya, ini beneran salah satu alasan
saya datang lebih awal :D)
Ketiga. Ambillah gambar sebanyak mungkin,
jumlahnya tak usah dipikirkan. Lebih baik punya stok foto banyak daripada
sedikit. Tapi kalau sedikit dan bagus semua sih, ya gak masalah :p. Tapi kan
ya, kita tidak pernah tahu kapan moment yang bagus muncul, so jepret aja
semuanya, tapi tetap perhatikan keadaan baterai dan memori ya. Jika perlu
kalian bawa baterai cadangan, memori cadangan, dan kamera tambahan.
Berhubung saya tidak punya baterai cadangan
makanya saya lebih memilih membawa dua kamera. Membawa lebih dari satu kamera
juga keuntungannya kita bisa mengambil moment anak-anak sedang belajar
memotret. Terkadang anak-anak tertarik mendekati para dokumentator sekadar
ingin melihat dan memegang kameranya. Mereka akan sangat senang jika diajar
memotret, tapi tetap harus diawasi ya saat kita memutuskan meminjamkan kamera
beberapa saat kepada mereka. Gak mau kameranya kenapa-kenapa kan?
Keempat. Siapkan diri kalau-kalau dokumentator
diminta menggantikan relawan pengajar yang berhalangan hadir. Ya, ini pernah
saya alami. Tiba-tiba diminta mengisi kelas yang kekosongan relawan pengajar,
sekedar mengajarkan anak-anak cara mengambil gambar dan menjelaskan sedikit
tentang fungsi kamera dan tombol-tombolnya ((TOMBOL)).
Karena terlalu panjang, tips lainnya akan saya posting di postingan bagian kedua, pasti bosan kan ya ngebacanya :D
Foto-foto di atas adalah beberapa hasil jepretan saya di Kelas Inspirasi. Saat pameran KI Bandung #6 ada karya saya juga yang dipasang, rasanya senang sekali melihat karya kita ada di antara karya orang-orang hebat.
Oh, di Salah satu KI juga saya pernah jadi relawan videografer. Ini ceritanya karena mereka kekurangan videografer dan saya daftarnya setelah pendaftaran tutup mereka menawarkan posisi tersebut. Saya yang anaknya tidak punya pengalaman sama sekali mengedit video memutuskan mengambil tawaran itu, hitung-hitung belajar :D.
Mau lihat? Hasilnya masih jauh dari sempurna, but I've tried :D dan bisa dilihat di sini atau di bawah ini.
0 comments